Cerita Direktur Utama PT Bukit Asam Diremehkan Soal Kemampuannya di Dunia Tambang
Direktur Utama PT Bukit Asam (Persero) Suryo Eko Hadianto mengaku pernah diremehkan tidak memiliki kemampuan di dunia pertambangan, karena latar belakang pendidikannya jurusan matematika. Awalnya, Eko bercerita bahwa dunia pertambangan merupakan sektor yang jauh dari disiplin ilmu saat duduk di bangku kuliah. Eko merupakan lulusan S1 dari Universitas Gadjah Mada, dan S2 di Universitas Mercu Buana.
Dengan latar belakang pendidikan matematika tapi bekerja di perusahaan tambang, membuat Eko dipandang remeh oleh direktur utama tempat bekerjanya. Namun, Eko tidak menyebut nama perusahaannya. Kejadian diremehkan, muncul ketika tempat bekerjanya terdapat direktur utama baru, dan kemudian melakukan kunjungan ke masing masing satuan kerja perusahaan. "Datang ke ruangan saya, kebetulan ruangan itu terdiri dari berbagai disiplin ilmu karena satuan kerja kajian operasi. Ada orang teknik sipil, teknik mesin, orang ekonomi, teknik industri, ada orang tambang, geologi, ngumpul di sana," paparnya.
"Saat direktur utama tanya orang mesin wah bagus lanjutkan, tanya orang ekonomi mengkaji cost dari tambang, bagus lanjutkan. Sampai di saya, saya dari matematika, saya lihat keningnya langsung berkerut, matematika bisa apa di tambang? Itu pertanyaan cukup dalam di diri saya," ujar Eko. Ketika ditanya bisa apa, Eko pun langsung menjelaskan tugasnya di perusahaan tersebut, tetapi direktur utama itu tidak mendengarkan dan meninggalkannya. "Pengalaman itu membuat saya tergugah, saya mesti banyak belajar, saya mesti buktikan bahwa saya bisa, saya mampu dan saya mencintai tambang," kata Eko.
Diketahui, sebelum menjadi Direktur Utama PT Bukit Asam, Eko pernah menjabat Direktur Transformasi & Pengembangan Usaha MIND ID (2019 April 2021) dan Direktur Operasi & Produksi PT Bukit Asam Tbk (2016 2019).