Tenaga Ahli Menkes: Testing Covid-19 Itu Nomor Satu
Tenaga Ahli Menteri Kesehatan Bidang Penanganan Covid 19 Andani Eka Putra menegaskan testing virus corona sangat menentukan dalam penanganan Covid 19. Namun, ada kendala yang dihadapi yakni ketersediaan reagen yang menyebabkan testing jadi terbatas. Hal itu disampaikan Andani dalam dialog bertajuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi Darurat yang disiarkan kanal YouTube BNPB Indonesia, Selasa (16/3/2021).
"Testing itu nomor satu. Tapi kesulitan reagen itu sama. Reagen itu sama semua. Oleh karena itu muncul banyak reagen," kata Andani. Andani juga menyebut, bahwa dalam kondisi darurat saat ini, percepatan pengadaan reagen harus dilakukan. Selain itu, ia juga menyoroti soal harga reagen yang dijual terbilang meningkat.
Namun, situasi darurat apapun harus dilakukan. Selain itu, Andani menjelaskan dalam penggunaan reagen harus dengan prinsip kehati hatian. Tentunya, diharapkan mampu meningkatkan testing Covid 19. “Jadi tidak langsung kita gunakan seperti itu. Tapi intinya saya sangat hati hati dalam memutuskan reagen yang kita gunakan atau tidak," jelasnya.
Andani Eka Putra pun menyoroti kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam melakukan pengetesan PCR Covid 19 di laboratorium masih sangat kurang. Padahal, test PCR Swab Covid 19 sangat menentukan dalam pelacakan serta hasil dalam penanganan viris corona. Hal tersebut disampaikan Andani dalam dialog bertajuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi Darurat yang disiarkan kanal YouTube BNPB Indonesia, Selasa (16/3/2021). "Ini masalah kita. Ibarat pertempuran, pemeriksaan PCR adalah bagian dari pertempuran. Orang pergi perang tidak punya kemampuan bagus, tidak bisa menembak," kata Andani. Lebih jauh, Andani menyebut, dalam memeriksa hasil tes Covid 19 perlu dilakukan penelitian virus melalui RNA atau ekstraksi asam ribonukleat (RNA).
Apalagi, RNA diperlukan dalam pengujian sampel rantai reaksi polimerase Covid 19 dengan tingkat kesulitan tinggi. "Memang ada pelatihan, tapi tidak semua bisa. Tidak bisa dibina satu atau dua kali, butuh latihan terus menerus. Jadi masalah besar adalah SDM kerjanya," jelasnya.